-->
74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark


 


 

Warga Binaan Perempuan Rutan Banyumas Ikuti Bimtek Pembuatan Jamu

Warga binaan perempuan (WBP) di Rutan Kelas IIB Banyumas ikuti Bimtek Pembuatan Obat Tradisional Ramuan Indonesia / Foto: istimewa


Lingkar Keadilan,  BANYUMAS - Warga binaan perempuan (WBP) di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Banyumas menunjukkan semangat luar biasa dalam mengikuti Sosialisasi Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembuatan Obat Tradisional Ramuan Indonesia yang dilaksanakan pada Senin, (2/6/2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi, melalui Kasubdit Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan Kesehatan Lingkungan.

Pelatihan yang berlangsung secara virtual melalui Zoom Meeting ini dipusatkan di Blok Wanita Rutan Kelas IIB Banyumas, dan diikuti oleh petugas perempuan serta warga binaan pemasyarakatan.

Kegiatan ini bertujuan untuk membekali warga binaan dengan pengetahuan dan keahlian dalam meracik obat tradisional, sebagai langkah pemberdayaan dan persiapan menghadapi kehidupan setelah bebas.

Obat tradisional atau jamu, yang merupakan warisan budaya Indonesia, dipilih sebagai materi pelatihan karena dinilai memiliki nilai manfaat tinggi, baik dari segi kesehatan maupun peluang ekonomi. 

Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya menerima materi teori, tetapi juga didorong untuk aktif berpartisipasi dalam perlombaan pembuatan jamu tradisional yang akan dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari sosialisasi.

Materi disampaikan oleh narasumber dari Yayasan Bina Warga Indonesia, yang mengupas secara detail manfaat obat tradisional bagi tubuh, jenis-jenis bahan alami yang digunakan, serta teknik meracik yang higienis dan aman. Pelatihan dimulai dengan pembukaan resmi dan dilanjutkan dengan sesi penyampaian materi secara interaktif.

"Pengenalan kembali terhadap khasiat obat tradisional menjadi salah satu upaya membangun kemandirian dan memperkuat kearifan lokal. Kami berharap, keterampilan ini bisa menjadi bekal hidup baru bagi para warga binaan,” ujar dr. Rianti Maharani narasumber dari Yayasan Bina Warga Indonesia.

Antusiasme peserta pun terlihat jelas sepanjang kegiatan berlangsung. Salah satu warga binaan, N  mengungkapkan rasa senangnya bisa mengikuti pelatihan ini.

“Saya senang bisa belajar hal baru. Ternyata bikin jamu itu tidak sesulit yang saya bayangkan, malah bisa jadi peluang usaha nanti setelah bebas,” ucapnya dengan penuh semangat.

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Rutan Kelas IIB Banyumas untuk tidak hanya melakukan pembinaan moral dan mental, tetapi juga memberikan keterampilan praktis yang dapat menjadi bekal warga binaan dalam menjalani kehidupan mandiri di luar nanti.

Kepala Rutan Banyumas, Anggi Febiakto mengatakan, setiap warga binaan punya kesempatan kedua yang nyata. 


"Dengan bekal keterampilan seperti ini, mereka tidak hanya siap kembali ke masyarakat, tapi juga bisa berkontribusi secara positif,” ujarnya.

Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan muncul apresiasi yang lebih tinggi terhadap kearifan lokal serta peningkatan peluang wirausaha berbasis herbal di kalangan warga binaan. Semangat dan antusiasme para peserta menjadi gambaran nyata bahwa proses pembinaan di dalam rutan mampu melahirkan harapan, keahlian, dan potensi baru yang bisa berkembang positif bagi masa depan mereka.

0

Posting Komentar