Lingkar keadilan, BANYUMAS - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Banyumas kembali menunjukkan komitmennya dalam menjalankan fungsi pembinaan dan pemulihan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui kegiatan Pembukaan Program Rehabilitasi Tahun 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kepala Rutan Banyumas, dan Pengasuh Pondok Pesantren(Ponpes) Tadzkirotul Ikhwan sebagai mitra pelaksana Program Rehabilitasi Pemasyarakatan.
Kegiatan pembukaan ini menjadi langkah awal dari rangkaian program pembinaan yang dirancang untuk membantu warga binaan, khususnya penyalahguna narkotika, agar dapat pulih secara mental, spiritual, dan sosial. Kepala Rutan Banyumas, Anggi Febiakto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan program rehabilitasi merupakan bagian dari komitmen Rutan Banyumas untuk mendukung kebijakan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam menciptakan sistem pembinaan yang humanis dan berorientasi pada perubahan perilaku.
“Melalui program ini, kami ingin memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk memperbaiki diri, memperkuat keimanan, serta membangun semangat hidup baru agar siap kembali ke masyarakat dengan karakter yang lebih baik dan bertanggung jawab,” ujar Anggi.
Kegiatan tersebut juga diisi dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (MoU) antara Rutan Banyumas dan PP Tadzkirotul Ikhwan sebagai bentuk sinergi dalam pelaksanaan program rehabilitasi. Melalui kolaborasi ini, pihak pesantren akan berperan aktif dalam memberikan bimbingan spiritual, konseling keagamaan, serta pendampingan selama proses rehabilitasi berlangsung.
Pengasuh Pondok Pesantren Tadzkirotul Ikhwan, Muhammad Nuh, menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan program ini dan menegaskan komitmen pihaknya untuk turut mendampingi warga binaan secara menyeluruh.
“Kami mensupport dan akan membersamai mereka secara mentalitas, sosial pemasyarakatan, dan spiritualitas dalam program rehabilitasi ini, agar para warga binaan dapat memperoleh kembali kepercayaan diri mereka dan diterima oleh masyarakat setelah keluar dari rutan. Maka kami akan berusaha memberikan dorongan spiritual dan mental kepada teman-teman warga binaan, insyaallah kami akan berusaha sepenuh hati untuk mereka,” tutur Muhammad Nuh.
Salah satu warga binaan peserta rehabilitasi menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan. “Saya merasa bersyukur bisa ikut dalam program ini. Semoga melalui bimbingan dan pembinaan ini, saya bisa memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ungkapnya dengan penuh haru.
Melalui program ini, Rutan Banyumas berharap dapat terus membangun lingkungan pembinaan yang produktif, religius, dan berorientasi pada pemulihan warga binaan.




Posting Komentar