-->
74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark


 


 

Halal Bihalal Pecinta Keris Nusantara Digelar di Purbalingga

Halal Bihalal Pecinta Keris Nusantara Digelar di Purbalingga

Lingkar Keadilan, BANYUMAS - Ratusan pecinta dan pelestari budaya keris dari berbagai penjuru Nusantara memadati kediaman Mranggi Sadali, di Desa Sida Kangen, Purbalingga, dalam gelaran Halal Bihalal Pecinta Keris Nusantara yang diselenggarakan, Minggu (27/ 4/2025). Acara tahunan ini diinisiasi oleh Paguyuban Tosan Aji Kebo Teki Banyumas bekerja sama dengan komunitas Taji Mas, sebagai ajang silaturahmi, tukar ilmu, hingga upaya pelestarian budaya pusaka Nusantara.

"Kegiatan ini bukan hanya dari Banyumas, tapi juga merangkul saudara-saudara dari Wonosobo, Cilacap, Banjarnegara, Pemalang, dan berbagai daerah lain. Tujuan utamanya nguri-uri budaya, terutama keris, warisan nenek moyang kita," ujar Ketua Panitia, Chune Ebeg Mayong.

Ia menambahkan, selain ajang halal bihalal, acara ini juga menjadi wadah berkumpulnya para kolektor, pedagang (bakul), hingga hunter keris untuk saling berbagi pengetahuan (kawruh).

Di tengah deretan keris pusaka yang dipamerkan, juga digelar lelang istimewa salah satu koleksi langka yakni, Keris Nagaliman, yang dibuka dengan harga fantastis Rp 35 juta. Antusiasme peserta pun terlihat saat beberapa pegiat keris saling adu penawaran untuk memperebutkan benda bertuah tersebut.

Sesepuh Keris Banyumas, Eddy Wahono menegaskan, pentingnya pelestarian dan edukasi mengenai tosan aji.

"Besi rongsok kalau sudah diolah dan di-pamor bisa jadi benda luar biasa. Saya merawat sendiri sekitar 250 pusaka, tidak pakai bahan kimia yang merusak. Ini saya pelajari dari papi saya, warisan turun-temurun," ungkapnya.

Menurut Eddy, keris bukan sekadar benda, melainkan misteri yang sarat makna dari proses pembuatan hingga pamor yang terbentuk.

"Kalau budaya kita tidak dijaga, siapa lagi yang akan melestarikannya? Mari kita promosikan gerakan mencintai budaya, karena budaya adalah tonggak dari negara," tutup Eddy Wahono dengan penuh harap.

Dalam kesempatan itu, para peserta juga berbagi pengalaman kunjungan ke berbagai daerah, seperti Grobogan dan Temanggung, serta persiapan menghadiri Jambore Keris di Solo bulan depan dan Pusaka Cirebonan.

Mranggi Sadali sebagai lokasi dipilih bukan tanpa alasan. Tempat ini merupakan simbol dari perajin sarung dan penjamas pusaka di Banyumas, menjadi pengingat akan pentingnya merawat bukan hanya fisik keris, tapi juga nilai-nilai spiritual dan budaya yang terkandung di dalamnya. 

Posting Komentar

Posting Komentar